Halaman

Jumat, 09 November 2012

"ber-kelu"

sewindu terasa pandir,
dalam lobang otak yang terkotak,
bilah logika membeku dan kaku,
lembar buku tak tertulis takdir.

senyap dalam butiran do'a mustajab,
dengung lafadz terseret kebenak tak beranjak,
kelu kuberlutut hingga tak jemu,
hingga usai menghapus memori waktu,

pandir ku dihadap mu,
berkelu ku pada mu,
mengabisi waktu ku dengan mu,
menunggu takdir ku dari mu.

semarang, 9 November 2012

"berlutut ku"
oil pastel on paper
size A3
 

Selasa, 06 November 2012

"...perjalanan satu,"

...dan perjalanan hanyalah waktu...
Waktu diantara...
satu dari enam puluh detik yang tak terasa,
satu dari enam puluh menit yang terasa lajunya,
satu dari dua puluh empat jam yang terus berputar,
satu dari tujuh hari lainnya,
satu dari dua belas bulan yang bertanggal,
satu dari tahun demi tahun yang telah terlewati.
...dan perjalanan menjadi kecemasan saat waktu terhenti,
...dan perjalanan akan menjadi catatan waktu yang menjadi satu...

24 maret 2012, didalam kereta kelas ekonomi menuju jakarta

"menunggu kereta di stasiun jatinegara" sketsa drawing pen on paper 28 desember 2010

Sabtu, 03 November 2012

"meletakkan rasa"


rindu dendam, kulantunkan do'a persuasif untukmu agar kau tak terluka, walau aku kecewa !
dan harapku pada Tuhanmu agar tak dikabulkan do'a ku, agar kau bahagia dengan congkakmu

rindu merona, kubakar hati dengan serpihan do'a agar tak menyala, karna kau tak inginkan cahaya dariku !
dan kukabulkan dengan meng-ikhlaskan mu, dengan sebait kata maaf yang tulus meski kau tak terima.

rindu dahaga, kusiram dengan segelas do'a kepada Tuhan-mu, meski ku tahu yang kau ingini sepiring materi !
dan ku lupakan sebiji berlian yang ada dalam genggamanmu, meski ku tahu itu tak cukup membuat mu tersenyum.

rindu sapa, ku syairkan lewat karya tanpa kata kata, tanpa kau sadari maknanya, aku ingin menuntun butamu,
dan tak kubiarkan sedih bila kau mengerti itu,
lalu ku hapus semua rinduku tanpa membencimu, semoga Tuhan mu menuntun mu.

semarang, 27 April 2011
...kuletakkan rasa ini dalam sepotong do'a di jiwaku.

"meletakkan rasa #2" //oil pastel on paper// size A4

"Se-ketel Imaji"


mengopak semangat dengan serbuk serbuk kafeina...
bak barista ku mainkan ketel diantara aroma kopi se-adanya,
tanpa rindu, tanpa sangka, tanpa cinta

disudut dapur masih menyala apinya...
kerja tak berasa, karya tak berjiwa
jelaganya menebal di punggung raga

seketel imaji ku hangatkan kembali...
dijiwa ini masih terselip selembar asa
bait bait do'a sebagai pemantiknya

di balairung harapan t'lah menunggu sang baginda...
ku bukan barista juga pula pujangga apalagi ksatria
tapi aku hanya sudra yang sedang belajar dari ketiganya

semarang, 09 juni 2011
__mengeja lamunan yang kosong__ 


Kamis, 01 November 2012

"bulan bersandar"

rembulan menyatu lamunan dalam remang-remang,
bait-bait sunyi yang menyeretku ke legenda bangku kita,
kau kini menjadi kisah kami, bagi tunas tunasmu esok hari,
hingga damai di mimpi  jadi indah alam rimba ini.

dan dongeng bintang yang sudah, takan pernah sudah meski bulan tlah bersandar,
tentang negeri yang indah takkan pernah sunyi meski kau tlah pergi,
sebab mimpimu menjadi mimpi kami yang takkan pernah berhenti,
karna dunia fantasi tlah kau wariskan pada kami.

cinta ini... kasih ini... kau sematkan di bahu kanan ini,
kau pahatkan dijiwa petualang kami,
sebagai semangat bagi petualang sejati,
tuk wujudkan cita-cita suci.

bulan bersandar,
namun cahaya-nya takkan pudar,
dengan do'a kami hantarkan,
smoga engkau berada dipelukan Tuhan.

semarang, 1 November 2012,
tribute to : Bang Djoni Usman (senior,guru,temen,saudara, di PKM- WAPEALA-UNDIP)

"memeluk rembulan" // oil pastel on paper // size A4

Senin, 29 Oktober 2012

"ombak perompak"

Layar hitam dibayang putih,
legam tak berjeda diantara teriak dan tawa... 
Ditikam kecewapun tlah biasa...
Terbalut angan ditangan tak terentang,
Lalu kukayuh putih tanpa pemutih,
Dan terhenti dilamunan sunyi,
Suar tanpa nada berputar menusuk mata,
Dimanakah engkau saat terhalang silau,
Aku lelaki malam yang terselip di dermaga tanpa samudra,
Terkapar tertancap pedang perompak cinta,,,
Layar hitam tanpa cahaya,
berjeda tanpa suara,
diantara gemuruh ombak para pujangga.
Disini aku hanya riak yang tertelan ombak.
Dan senyap berteriak jadi serak.  
Tertimbun embun congkak di rumput tak berjarak.
semarang, 29 oktober 2012
 
keterangan gambar: sketsa pantai siung gunung kidul Daerah Istimewa Yogyakarta // ink on paper // size A4

Sabtu, 27 Oktober 2012

"elegi sunyi"

lamunku terguyur hujan, tanpa suara kodok,
menepi di diri, tanpa jelas rasa di hati,
sunyiku beriring air di genting, tanpa nada beragam irama,
otakku tersesat dilabirin hatimu tanpa ku tahu pintu menujumu,

lalu berapa banyak lagi cerita yang ingin kau tulis,
sedangkan tumpukan buku diotakku tlah usang tak terbaca olehmu, 
tanpa pernah kutahu apakah aku tlah menjadi memoar hatimu,
atau hanya sebuah buku catatan harian yang berisi keluh kesah dan kesedihanmu,

sendiri dalam butiran air hujan,
yang dingin hanyalah raga,
yang kuyup hanyalah kemeja tanpa warna,
jiwa ini, cinta ini biarlah menjadi elegi sunyi.

Semarang, 28 0ktober 2012

"ingin tahu" // oil pastel on paper // size A4

Jumat, 26 Oktober 2012

"di ujung kailku"

...lalu ku lempar kail sekuat tenaga agar jatuh ketengah telaga, bersama harapan yang ada dalam otakku yang dangkal, "dapat ikan" kataku dalam hati.

Dua jam berlalu aku ber-diri di tepi telaga ini, diatas ranting pohon yang tumbang diterpa badai musim hujan tahun lalu. Lima menit berlalu terhitung dari lemparan kailku yang terakhir, ada sedikit gerakan di pengapung kailku, sedikit sekali, nyaris tak terlihat, hampir tak terasa getaranya di pangkal joran yang aku pegang, nafasku tertahan, semua konsentrasi kuarahkan pada gerakan pengapung kailku, semua reflek kusiapkan pada kedua tanganku yang memegang kuat namun rileks pada joran keberuntungan milikku.
 
dan, lagi... "sial", kataku dalam hati, kutarik mata kailku dari dalam air, tak kudapati umpan sedikitpun karena telah habis dimakan ikan. kupasang lagi umpan dengan penuh pengharapan untuk kudapatkan ikan. 

"satu saja", kataku dalam hati, agar aku tak pulang dengan tangan hampa. dengan sedikit jampi-jampi yang pernah di beri pak kyai waktu belajar ngaji duapuluh tahun yang lalu, saat aku masih duduk di bangku SMP.

jampi-jampi ini cukup terbukti buatku, entah karna aku cukup tersugesti, entah karena ini keberuntungan, atau entah karena memang cukup manjur jampi-jampi ini.

aku tak pernah tahu dan tak pernah memusingkannya, sebab yang kuinginkan hanyalah keberuntungan, yang kulemparkan adalah harapan, dan yang ku tunggu adalah waktu.

waktupun cepat berlalu, diantara kail dan lamunanku, sore tlah memanggilku untuk menambatkan harapan, "biarlah ikan ikan itu menunggu lemparan umpanku lain waktu", kata dalam benakku.
Tak ada ikan yang ku dapat, bahkan  tak ada kekecewaan sore itu, yang ada hanyalah joran dan mata kailku, yang telah melewati waktu.

"Dan aku hanyalah raga yang berteman asa, waktu dan keberuntungan".

semarang, 26 oktober 2012


judul gambar: "mancing iwak"//doodling with drawing pen on paper//size A3