Halaman

Senin, 24 September 2012

"berpeluh warna"

ku kunyah pahit dari kebodohanku tanpa ku menelannya
hijau yang kusangka biru sebab fatamorgana sungguh ku tak tahu
dan tergores hingga merah kedua telapak kaki ini tanpa kuhiraukan pedihnya
yang ku lalui jalan lurus penuh lubang yang ku abaikan dalamnya,

ujung jalan selalu terlihat namun tak kunjung kudapati
sebab akhir adalah padam ketika jiwa tak lagi di raga
di jumlah langkah yang entah berpeluh warna
tergopoh menggenangi lubang hingga samar namun terlihat nyata

tak lagi pahit, manispun biasa sebab warna menghilangkan rasa
tak lagi pedih, merahpun memudar sebab putih jadi penawarnya
masih ada senyum yang tersisa di antara hangat pelukan yang sempat kurasa
peluh warna mengering memantulkan kilau bak mutiara

semarang, 24 September 2012

"berpeluh warna" mixed media on canvas size 85X85cm

2 komentar:

ndop mengatakan...

biyuh puisine apik kang.. seapik jibratan warnane..

Arthiriono mengatakan...

hehehe, terimakasih apresianya ndop :)