lembar lembar resah telah selesai ku baca dan kurapikan,
cangkir kopi seakan berteriak meng-iba meminta di isi lagi,
lebih panas, lebih pekat, lebih pait,
untuk membius kesadaran otakku tentangmu.
tinta tinta gelisah merayuku,
untuk mendriskripsikan kepedihan diantara kepulan asap tembakau
kepada malam kulanjutkan untuk bercerita
tentang mimpi yang membeku kaku.
huruf huruf mati berbaris memaksaku berkata kata,
menjadi puisi sebelum tertidur di perempatan,
kemudian terinjak-injak masa lalu,
mencoba berdiri, kemudian jatuh lagi.
mimpi mimpi mengelabui ingatan bisu,
duduk sendiri menjadi seperti,
kebahagiaan yang tersisa,
sebelum yang pasti benar-benar tejadi.
cangkir kopi seakan berteriak meng-iba meminta di isi lagi,
lebih panas, lebih pekat, lebih pait,
untuk membius kesadaran otakku tentangmu.
tinta tinta gelisah merayuku,
untuk mendriskripsikan kepedihan diantara kepulan asap tembakau
kepada malam kulanjutkan untuk bercerita
tentang mimpi yang membeku kaku.
huruf huruf mati berbaris memaksaku berkata kata,
menjadi puisi sebelum tertidur di perempatan,
kemudian terinjak-injak masa lalu,
mencoba berdiri, kemudian jatuh lagi.
mimpi mimpi mengelabui ingatan bisu,
duduk sendiri menjadi seperti,
kebahagiaan yang tersisa,
sebelum yang pasti benar-benar tejadi.
"sit alone" oil on paper size A4 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar