Halaman

Rabu, 05 Mei 2010

insomnia

insomnia bagiku tak mengapa, kalau saja bisa aku juga tak menginginkannya.
lalu membencimu karena cerita dari orang lain, semua orang juga bisa, kenapa aku merasa bersalah.
dan ketika pagi mengajakku kembali menyusuri gelombang kehidupan, bagi mu riak selokan yang dihuni ikan kecil, tapi buatku itu berharga daripada se-ember air yang engkau letakkan di ujung dapur yang tertutup rapat hingga nyamukpun tak dapat bertelur didalamnya.
kemudian kau menghadangku ditengah jalan yang sepi, ''aku tak punya uang" kataku, meski sebenarnya kau tahu tanpa ku katakan itu kepadamu, karena yang kau inginkan perhatian dariku untuk tetap menjaga rahasia akal bulusmu. lengah dirimu karena mengikuti otak dalam perutmu, sedang kepalamu kau isi dengan lambung yang ber-isi gengsi tingkat tinggi. "persetan" kau ucapkan padaku, demi menampar mukaku dengan sandal jepit kau rela menginjak tai. kau tinggalkan aku dalam gelap malam untuk menghadiri pesta-pora riuh gemerlap ruang pub, dengan sebotol minuman bajakan kau sombongkan pada setiap orang. tertidurku menunggu pagi yang tak kunjung terang, bermimpiku tentang tanah lapang, sendiriku dalam lamunan panjang insomnia, insomnia...antara perut dan otak-ku masih ada perasaan, kalau saja bisa aku juga tak menginginkannya.

Tidak ada komentar: